Dampak Krisis Finansial Global: Pertanian kita Tiarap

Kata orang krisis ini tidak menyentuh sektor riil... Kata para ekonom di tipi-tipi krisisnya hanya menyentuh kurang 1% golongan super duper kaya di Indonesia yang gemar main saham.

Tapi tengok pemberitaan di koran-koran. Akibat krisis finansial, perkembangan ekonomi dikuatirkan stagnan. Karena ekonomi stagnan, permintaan energi turun. Disatu sisi ini baik, karena harga beli minyak impor jadi murah. Boleh jadi sebagai kampanye pamungkas ala SBY, pemotongan harga BBM akan segera dilakukan. Bisa-bisa pemerintah bilang: ini adalah pemotongan harga pertama dalam sejarah Indonesia berdiri.

Tapi... bagaimana sektor lainnya? Minyak bumi harganya turun, artinya dua: proyek biodiesel dunia stop karena tidak lagi ekonomis dan karet sintetik dilirik kembali. Akibat nyata bagi Indonesia yang merupakan eksportir besar CPO dan lateks pun goyah. Mau dipasarin kemana lagi, wong gak ada yang beli?

Baru-baru ini di Kompas menyebutkan minimal 1/2 juta tenaga kerja (buruh lepas) bakal gak dapet orderan dari Perusahaan Kelapa Sawit di Sumatera dan Kalimantan. Artinya 500.000 orang bakal kehilangan pekerjaan. 500.000 orang! Bayangin satu kota medium seukuran Palembang atau Samarinda semuanya gak dapat pekerjaan. Gila.

Gima chaos-nya situasi ekonomi riil kita kalau gak segera ditolong?

Comments

Popular posts from this blog

Nilai gizi pada jagung dan turunannya

Polemik Nata de Coco Berbahan Baku Pupuk Urea

Urun Rembuk Tentang Pengentasan Stunting