Posts

Showing posts from 2011

Readings on Hakim Ajmal Khan from Australian perspective

Image
Syed Ziaur Rahman, Anton Rahmadi & Zahra Hashemi Muslims in Australia have a long and varied history; their role in making the Australia as a part of multicultural society is very significant. At the same time, these immigrants particularly from Indian subcontinent are also concerned to be familiar with their roots and ancestry. Records on Hakim Ajmal Khan are proof that Indian immigrants study and learn their origins through various literature provided by Australian libraries. Muslims in Australia have a long and varied history that is thought to pre-date European settlement. Some of Australia’s earliest visitors were Muslim, from the east Indonesian archipelago. They made contact with mainland Australia as early as the 16th and 17th centuries. These early Muslim visitors were the Makassar traders. Muslim immigrants from coastal Africa and island territories under the British Empire came to Australia as sailors and convicts in the early fleets of European settlers during the

Aristolochia as an alexipharmic in Dayak Tribes of Kalimantan

Morris (1887) wrote Aristolochia plants have been a well-known traditional medicine to cure snake-bite. The remarkable properties of the plant spread in almost all continents, but mainly practiced in Asia. The inhabitants of "new world" (red Indians) used extracts of various Aristolochia species as antidote to snake and spider bites. Similarly to other parts of the world, Dayak ethnics relied on Aristolochia plants as their main antidotes. Dayak ethnics spread across Kalimantan (Borneo) island and considered as one of the oldest native tribes. The island is now separated into three countries, Indonesia, Malaysia, and Brunei Darussalam. There are strong connections between each of Dayak tribes, for example the use of traditional medicines from the surrounding forest. Punan tribe lives in Malinau, nothern part of East Kalimantan, which belongs to Indonesia. Kadazan and Murut tribes live in Malaysian part, at the southern part of Sabah, near the boundary to Indonesia. Kulip (2

Diskusi dengan anggota Komisi 1 DPR

Semalam saya bela-belain memenuhi undangan mendadak KJRI Sydney di Maroubra untuk beraudiensi dengan anggota Komisi 1 DPR RI, Bapak M Najib ( blognya , email pribadi: najib_jakarta@yahoo.com) bekaitan dengan peranan Komisi 1 DPR RI. Perlu diketahui, beliau datang atas undangan Australian Labour Party (ALP) dengan dibiayai oleh Pemerintah Australia berdasarkan hasil seleksi dari 80 peminat/perwakilan Indonesia untuk kepentingan kerjasama antar parlemen. Beda Sejak awal, sekalipun juga datang terlambat, penuturan beliau dimulai tanpa membuang waktu dan berbicara yang tidak perlu. Kesan menyerap aspirasi mahasiswa terlihat sangat jelas, tanpa ada gesture yang dibuat-buat. Dalam hati kami-kami berkata, seandainya komisi-komisi "ribut" itu anggota-anggotanya seperti ini, mungkin tragedi email dan peristiwa Melbourne, Masindo Spanyol, dan Stadiun Madrid&Barcelona tidak akan terjadi. Dalam dua jam pertemuan, saya mencatat paparan awal sekitar 20-25 menit. Sesi pe

Komisi8

Image
Hari ini tepat empat hari kedatangan Komisi VIII DPR-PRI yang membidangi masalah Agama, Sosial dan Kesetaraan Gender serta Anak ke Australia dalam rangka studi banding Rancangan Undang-undang Fakir Miskin. Update (3/5): saat tulisan ini selesai, rombongan Komisi VIII DPR RI telah berada kembali di Indonesia. PPI-Australia memberikan reaksi keras namun dibingkai bahasa yang halus menanggapi adanya kunjungan ini. Setelah komunikasi dua arah terjadi dimana Komisi VIII yang berkunjung juga aware akan hal ini, agenda kunjungan mereka, utamanya acara makan malam diubah formatnya sehingga memungkinkan perwakilan-perwakilan PPI-Australia untuk hadir di dalamnya. Tercatat lima sesi dari kunjungan tersebut yang diganggu oleh PPI-A diantaranya makan malam di Konsulat Jenderal Sydney, KBRI Canberra, dialog pagi dengan ABC Australia, kunjugan ke Department of Health and Services Australia , dan makan malam beserta dialog yang disiarkan langsung Radio PPI Dunia dari KJRI Melbourne. Transkrip