Posts

Showing posts from September, 2007

Unas... potret pendidikan kita

Image
Picture: Media Indonesia. Upaya standardisasi pendidikan dilakukan secara nasional melalui Ujian Nasional. Dulu sekali, jaman saya sekolah, ada yang disebut evaluasi belajar tahap akhir nasional (ebtanas), sebelumnya ada lagi ujian negara untuk sekolah-sekolah non-accredited. Nama yang berbeda mengacu kepada bentuk yang selalu berbeda. Unas, banyak orang yang mengatakan tidak fair, hanya mengujikan 3 mata pelajaran, 2 diantaranya pelajaran bahasa dan satu matematika. Semua sama, baik sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah keagamaan. Dari tahun ke tahun, Unas menurut pandangan saya jauh lebih meyedihkan ketimbang ebtanas. Unas menjadi komoditas politik dalam kerangka berfikir "meningkatkan kualitas pendidikan bangsa". Unas, secara natif merupakan domain pendidikan, diupayakan untuk selalu sukses. Terbukti selalu adanya riak apabila sekolah gagal meluluskan murid-muridnya dari Unas. Dimulai dengan standar yang sangat menyedihkan: 4.1 hingga sekarang rasa-rasanya d

Satu orang dengan banyak mata

Hari ini saya iseng melacak nama seseorang dengan Google. Hasilnya cukup mengejutkan juga. Bukan karena nama orang itu dikenali oleh google, tetapi juga embel-embel yang mengikuti dibelakang atau didepannya: Pengamat politik pengamat transportasi Pengamat perkotaan Pengamat masalah kota dan ekonomi Pengamat lingkungan Bangga juga melihat kepandaian yang bersangkutan karena mampu menguasai masalah politik, transportasi, perkotaan, ekonomi, dan lingkungan sekaligus.... :) Dilain sisi, manusia memang memiliki kemampuan untuk multifokus, multithread dalam berkarya, bahkan multifungsi dalam kehidupan sosialnya. AKan tetapi, biasanya, banyak orang akan lebih determinatif dalam menentukan titik berat keilmuannya. Lalu akan kemanakah diriku ? Ah, pertanyaan ini lagi...

Copyleft: melatih semangat filantropi

--Knowledge is power. When science meet information, both are indispensible to reach the summit.--- Saat ini, siapa sih yang tidak kepingin jadi techno-worker atau setidaknya memiliki kemapuan tersebut? Sayangnya keinginan tidak sebanding dengan niat dan usaha yang dilakukan untuk mencapai asa tersebut. Berbagai dalih dikemukakan, dan intinya sih bermuara ke ketidaksamaan akses yang diperoleh. Di pihak yang mampu, keduanya adalah senjata yang sangat handal untuk mendapatkan apapun yang diinginkan, mulai dari material, gelar, hingga kedudukan. Oleh karenanya banyak ungkapan: mengapa saya harus membaginya, padahal saya bisa menjualnya ? Dunia industri saat ini masih berada pada tataran ini. Tak lain karena adanya "hukum" ekonomi bahwa kepentingan manusia terlalu besar untuk dipuaskan oleh cadangan sumber daya yang ada. Tidak terlampau salah memang, the concept of scarcity memang merupakan konsep yang dianut banyak sekali orang. Diantara banyak sekali orang, beberapa indivi

Returning home & teaching

Last night I had a strange dream. A very clear view inside my head that showed me in a class... teaching young colleges. It, hopefully, represents my deepest thought, to influence the young generations to create a better future. Many plans created since I was leaving for Aussie, nearly 1 year ago. On of the "ambition" was to provide local people with a good, yet free, accessible resources for their own development. The online site: http://www.kangguru.org/kgreintheclassroom.htm, however, is not a well-known source in cyber space for high schools, or we may be too lazy to search for such kind of things. Returning home, dealing with young scholars, has been a dream of me since my mother and my first supervisor of undergraduate were pass away. They both were lecturers and shared the same experience. Keeping up till the end of their lives. In some way, everyone thought the same, to leave a legacy (the phrase popularize by Stephen Covey) for the young generations in many ways. S

Youtube menjelajah ranah politik

Metode kampanye tradisional dimana calon bertemu dengan konstituen sudah semakin diperkaya dengan berbagai macam variasi. Di tahun 2001, seiring dengan otonomi daerah, kampanye menggunakan media televisi mulai menjadi opsi. Beragam jargon dan janji muluk dapat disebar menggunakan media elektronik ini yang mampu dijangkau masyarakat luas. Tahun 2007, sebuah gebrakan baru dimulai di Australia, dengan murahnya fasilitas membuat video,semua orang dapat menjadi lawan debat ataupun mendukung calon mereka menggunakan youtube. Secara khusus, debat mulai berpindah dari media publik yang harus menggunakan dana yang besar, menjadi bersifat personal. Utopia bahwa tidak mungkin memuaskan semua pihak, tampaknya akan berusaha diminimalisir dengan menerima saran dan kritik individual menggunakan video respons yang dimiliki youtube. Fasilitas terakhir inilah yang memungkinkan terciptanya debat yang runut dan dapat balas membalas. Akankah pola ini diadopsi di Indonesia ? Tampaknya selama akses internet

Berbuka puasa dengan kurma

Assalamu'alaikum Berbuka puasa dengan kurma: samakah kurma dengan makanan yang manis-manis ? Anton Rahmadi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Mulawarman. I. Pendahuluan Maraknya pemberitaan opini tentang kurma (Phoenix dactylifera) berkaitan dengan kandungan nutrisi dan menjalankan ibadah puasa, diperlukan sebuah keseimbangan. Sayangnya, artikel tersebut tidak berpenulis maupun tidak memiliki bukti-bukti referensi yang disandarkan pada penelitian ilmiah yang sudah demikian banyak beredar dan mampu untuk diakses. Tulisan ini pula, boleh jadi akan disebarkan dengan menghapus nama penulis, editor, maupun bagian referensinya, sehingga untraceable untuk di klarifikasi. Mencegah hal demikian, tulisan aslinya akan dimuat di beberapa website, termasuk www.kppi.net. II. Sumber pembahasan Dari tulisan yang beredar milis ke milis, maka setidaknya ada beberapa isu pokok yang akan dibahas pada kesempatan kali ini: 1. kurma mengandung nutrisi yang sangat tinggi, berenergi rendah 2. kurma