Posts

Showing posts from 2018

Inti dari issue tentang Susu Kental Manis

Image
Secara singkat: Produk Susu Kental Manis adalah produk yang diakui dan diatur oleh Standar Nasional. Produk ini *masih* mengandung susu, hanya saja kadar susunya sedikit. Produk ini *tidak sama* dengan susu bubuk, susu formula, atau susu cair karena *tinggi kadar gula*. BPOM mencegah *iklan* SKM sebagai susu agar masyarakat *tidak memandang* produk ini sama dengan susu bubuk, susu formula, atau susu cair. Definisi susu kental manis (SNI 2971:2011): "Produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dari campuran susu dan gula dengan menghilangkan sebagian airnya hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu atau hasil rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula dengan/atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan" SNI 2971:2011 (tabel 1: skrinsut terpotong dua poin) Poin-poin Surat Edaran BPOM nomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 Tahun 2018 tentang "Label dan Iklan pada Produk Susu kental dan Analognya. (Kategori

Urun Rembuk Tentang Pengentasan Stunting

Image
Tentang Stunting. Sumber: Tempo.co Definisi dari stunting adalah ganguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi dan penyakit infeksi berulang yang dicirikan dengan kurva pertumbuhan seorang anak berada di bawah garis standar deviasi bawah dari kartu Menuju Sehat dan/atau indeks masa tubuh menunjukkan gejala obesitas. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mengentaskan, mencegah, dan mengurangi stunting pada balita yaitu: Menjaga akses terhadap sumber daya alam yang bebas ( foraging ) dengan memperhatikan kelestarian dan keberlangsungan SDA tersebut untuk menurunkan prevalensi stunting di daerah yang susah terjangkau (3T), namun masih memiliki kekayaan alam yang mampu mendukung kehidupan masyarakat dalam memenuhi nutrisi makro dan mikro. Sebagai contoh, akses masyarakat terhadap pantai, daerah aliran sungai, dan hutan adat (bukan Cagar Alam, dst) harus dijamin, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kekayaan alam tersebut secara optimal dengan memperhatikan daya dukung SDA t

Membangun Universitas (12): Pengembangan SDM dan Universitas Inovatif

Image
Pembicaraan mengenai Pendidikan Tinggi yang Inovatif semakin mengemuka , ini menunjukkan masyarakat universitas semakin menyadari bahwa peran sebagai agent of innovation  sudah di depan mata.  Adalah Clayton Christensen dan Henry Eyring  (2011) yang menuliskan tentang makna perguruan tinggi di era post-modern saat ini, atau di Indonesia dikenal sebagai era Revolusi Industri 4.0. Tiga kata kunci Revolusi Industri 4.0 adalah (1) 21st century skills : literasi data, komunikasi, dan teknologi, (2) Inovasi dan Kolaborasi Industrial, dan (3) Integrasi Sistem Informasi (termasuk di dalamnya artificial intelligence ).  Untuk itu, diperlukan suatu upaya pemetaan ulang terhadap pengembangan SDM perguruan tinggi. Pengembangan SDM di tingkat perguruan tinggi perlu difokuskan untuk terbentuknya ' Center of Excellence " (CoE) atau Pusat Unggulan. Untuk itu, pengembangan SDM dibagi dalam tiga kelompok program, yang terdiri dari (1) Pengembangan SDM Riset dan Inovasi untuk Mencapai CoE; (

Berapa sebenarnya modal untuk berangkat Umroh?

Image
Komponen termahal: tiket pesawat. Anda dapat buktikan sendiri harga tiket pesawat PP untuk umroh dengan situs-situs online seperti Skyscanner, Zuji, dst. Rata-rata di angka Rp. 12 s.d 14jt. Sumber: https://www.skyscanner.net Bila Anda masih kurang percaya, situs ini menghitung biaya bahan bakar  Rp 350ribu s.d 400ribu per jam per bangku. Perjalanan ke Jeddah baik dari Jakarta maupun Kuala Lumpur kurang lebih 10 jam. Jadi untuk bahan bakar saja, dibutuhkan biaya (termahal) Rp. 8jt. pulang-pergi. Ini belum gaji pilot, pramugari/gara, biaya penyusutan pesawat, biaya bandara, pajak dst. Sumber: https://www.quora.com/How-much-fuel-does-a-Boeing-747-or-777-consume-per-hour-while-in-flight-and-what-is-the-approximate-cost-of-that-fuel-for-the-airline Visa Biaya visa dapat bervariasi antara Rp 1jt s.d. 2jt per individu. Akomodasi Biaya hotel bervariasi tergantung kelas dan jarak. Anda dapat menelusuri sendiri dengan situs yang sudah dikenal seperti tiket, tr

Membangun Universitas (11): Agen Revolusi Industri dan Inovasi

Tak lama waktu berselang dari paradigma Perguruan Tinggi (PT) 3.0, yaitu menumbuhkan sifat kolaboratif dan kreatif, PT saat ini mulai memasuki   paradigma ke 4.0, yaitu revolusi industri dan inovasi digital. Tentunya ini adalah tantangan yang besar. Saat ini,  paradigma 2.0 masih banyak dianut, yaitu PT berbasis keunggulan kompetitif. Beda Paradigma PT 2.0, 3.0, dan 4.0 Menurut berbagai diskusi, luaran PT 2.0 ditandai dengan alumni yang memiliki kompetensi yang cukup untuk dapat bersaing dengan alumni-alumni dari luar negeri atau PT di tempat lain. Teori persaingan kompetensi selanjutnya dianggap lebih banyak memberikan efek negatif dibanding positif, diantaranya hanya berorientasi pada kerja dibandingkan membuka lahan usaha baru. Ini yang menyebabkan PT perlu bergeser dari konsep 2.0 menjadi 3.0. Dalam paradigma 3.0, luaran PT dituntut untuk mampu memiliki kompetensi, kolaborasi, dan kreativitas. Alih-alih bersaing di pasar dunia kerja, lulusan PT diharapkan mampu mengembangkan wir

Membangun Universitas (10): Ethos, Pathos, Logos

Image
Pagi hingga sore ini kami disuguhi proses menuju sebuah universitas yang maju. Sudah lama sekali kami tidak mendengar istilah ini diucapkan: Ethos, Pathos, Logos. Apa yang tampak bukan merupakan sebuah ucapan, melainkan perbuatan dan langkah-langkah sederhana untuk mencapai tujuan. Sang Pemimpin dari universitas yang kami kunjungi hari ini dengan semangat bercerita tentang langkah-langkah Beliau dalam menajamkan komitmen mencapai sebuah keunggulan, dalam hal ini membangun sebuah Pusat Riset yang diakui di tingkat nasional dan internasional. Semangat itu tercermin dari langkah demi langkah yang dilakukan secara konsisten, fokus pada luaran dan capaian, serta upaya menyediakan fasilitas untuk menggapai hal tersebut. Secara singkat, ini dikenali dengan "Ethos." Pukul 16.00, saat memasuki gedung riset berlantai tiga, lantai demi lantai dipenuhi mahasiswa yang melakukan dengan riset. Yang lebih mengagumkan, bukan hanya mahasiswa saja, melainkan para Professor dan Doktor-n