Cepatlah Eksekusi Pelaku Bom Bali

Satu kebiasaan Pemerintah Indonesia adalah berlambat-lambat dalam mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan. Entah apakah yang dipikirkan adalah konsekuensi ekonomis ataukah politis? Saya menganggap lebih besar ke aspek politis. Khususnya dalam beberapa even terakhir. Satu hal yang saya curigai sebagai alasannya:

Pemerintah sibuk meningkatkan citra, agar Presiden bisa terpilih lagi. Sayangnya, kejadian yang bisa menaikkan pamor yang tadinya dipiir bisa dilakukan bertahap hampir terjadi bersamaan: eksekusi bom bali, penetapan Besan menjadi tersangka, dan penurunan harga minyak. Makanya harga minyak diturunkan baru setelah 1 Desember.

Eksekusi pelaku kriminil, dalam hal ini kejahatan luar biasa terorisme, terkesan terlalu dieksploitir. Pengamanan yang sangat ketat dan cenderung berlebihan membuat kesan pemerintah juga ingin sekali dayung satu dua kerjaan selesai: membunuh ular untuk memancing tikus keluar di lahan-lahan yang sudah dipasangi perangkap.

Tapi, dampak negatifnya? Nelayan merasa terhambat, karena tidak boleh melaut selama proses "publikasi" eksekusi berlangsung. Ongkos pengamanan pasti luar biasa besarnya.
Kalau even Pemilu, Polisi bisa minta uang milyaran, maka di pengamanan terorisme karena "publikasi" berlebihan ini tentunya juga milyaran. Sayang uang rakyat...

Tapi toh, kita harus angkat topi. Pemerintah sekarang cukup berani mengambil langkah maju. Walaupun saya belum melihat bahwa keputusan pemerintah bersifat self-inisiation, atau mengambil keputusan sebelum ada desakan. Keputusan pemerintah masih harus didesak oleh masyarakat yang dibantu oleh media. At least they are not ignorant, like what had happened before.

Maju terus Indonesiaku !

Comments

Popular posts from this blog

Nilai gizi pada jagung dan turunannya

Polemik Nata de Coco Berbahan Baku Pupuk Urea

Urun Rembuk Tentang Pengentasan Stunting